Cinta Kebijaksanaan “Philosophiaâ€
Oleh : Ahmad Kamaluddin
Banyak orang yang menilai bahwa mendalami Filsafat adalah sesuatu yang kurang kerjaan,tidak realistis,abstrak,tidak jelas. Oleh karena itu sampai mendapat image : seseorang yang suka mbulet, aneh, suka neko-neko, tukang debat yang menyebalkan dan lain sejenisnya. Bahkan termasuk predikat-predikat yang serem seperti sesat, urakan, tidak mau diatur. Naahhh.... Dalam kehidupan nyata, tidak banyak orang yang berani mengambil jalan filsafat. Untuk itu orang yang menyukai filsafat hanya sedikit peminatnya. Perlu diketahui bahwasanya definisi dari filsafat itu apa ? Kenapa ada filsafat ? Mengapa orang butuh filsafat ? Apa manfaatnya dari filsafat ?. Tentu saja, beberapa pertanyaan itu ialah kebutuhan dasar kita untuk berfikir tepat, benar dan valid dalam hidup.
Sebagian besar buku pengantar Filsafat adalah dengan mengatakan bahwa Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, “philos” dan “shopia” yang berarti ‘cinta kebijaksanaan’. Karena filosof itu adalah orang yang “cinta kebijaksanaan”, maka sebenarnya ia adalah orang yang merasa dirinya belum memiliki kebijaksanaan dan berusaha untuk mencari kebijaksanaan. Apalagi jika diasumsikan bahwa filsafat adalah “mother of sains” induk dari segala ilmu, sehingga ketika segala disiplin ilmu pengetahuan itu meninggalkan filsafat, berarti mereka seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Filsafat pada hakikatnya adalah satu aktivitas atau satu jalan pikir yang menuntut kejernihan, kedalaman, dan keluasan. Karakter utama filsafat adalah berfikir secara logis dengan melakukan dua aktivitas yaitu (1) mengajukan argumentasi, baik untuk menemukan, menyusun atau mengkritisi kebenaran, serta (2) menganalisis dan menegaskan kejelasan suatu konsep secara radikal (berfikir mendalam). Salah satu karakter yang paling menonjol dari orang yang belajar filsafat adalah kesediaan mereka untuk menguji dan mengkritisi kepercayaan, kebenaran, dan nilai-nilai yang oleh orang lain diterima begitu saja sebagai yang pasti benar.
Hakikat filsafat sebenarnya hanyalah sebuah alat, cara, dan bukan tujuan. Filsafat pada dasarnya adalah alat untuk menguji hidup, alat untuk membaca realita di lingkungan sekitar, alat refleksi terhadap berbagai problem kehidupan. Filsafat adalah alat, alat untuk mencapai kebenaran. Oleh karena itu, untuk bisa sampai kebijaksanaan ada beberapa fase yang harus dilalui sebagai prosesnya. Fase pertama ialah kebenaran, benar dalam hal ini bisa diterima oleh akal. Fase yang ke dua adalah kebaikan, baik di sini ialah bisa diterima oleh hati. Yang ketika adalah kebijaksanaan, fase dimana memadukan kebenaran dan kebaikan yang di proses atau diolah sehingga menghasilkan keindahan( kebijaksanaan). Redaksi (AK)